Selasa, 09 Juni 2009

The best makadam in Wonokerso - 22 Mar 09




Perjalanan kali ini sungguh paling lengkap rasanya. dari tanjakan2 yang mantap hingga turunan dengan full makadam, membuat kesan tersendiri bagi setiap peserta. Dengan bekal Truk pengangkut sepeda, tim kami lebih siap untuk menempu perjalanan yang lebih jauh.

Start Sumber : 1100 dpl
To Wonokerso : 2100 dpl
Finish Sariwani : 1250 dpl

peserta 19 orang.


Mobil sempat berhenti di daerah hutan cemara (500 m sebelum masuk desa Sumber, 900 dpl), tetapi melihat medan tanjakan yang tinggi nan beruntun saat memasuki desa Sumber membuat Sang penasehat klub Koh. Yin untuk mengutarakan suaranya. "Seharusnya kita harus belajar dari Tiris, cari trek yang agak datar dulu sehingga otot tidak langsung tegang". sehingga start di mulai dari pasar Sumber, tetapi tetap saja tanjakan langsung menyapa meskipun hanya 10-20 derajat kemiringan.

Karena terlalu memaksa, Koh An langsung mengalami kram dengan rasa saling kebersamaan rekan yang lain langsung menolong, dan dapat menlanjutkan perjalanan lagi. Masalah lain juga terjadi pada sepeda Andre karena FD tidak dapat memaksa rantai masuk ke gigi 1, dengan pengalaman yang cukup dengan cara manual masalah ini teratasi dengan cepat. Untuk yang lain juga mengalami masalah, tetapi bukan masalah teknis tetapi fisik maklum namanya juga manusia.



Perlahan lahan tapi pasti itulah moto dari Koh Ju Sen (pemilik toko Ono) meskipun sudah berumur hampir 60 thn, tetapi semangatnya tetap Ok..... Matahari sudah berada cukup tinggi karena start dimulai jam 7.45 meskipun serasa di gunung tetapi tetap saja matahari cukup menyengat, sehingga membuat perjalanan semakin berat. sempat berhenti 2 kali d tengah perjalanan sebelum sampai ke Wonokerso. Setelah melewati desa Sumberanom serasa mendapat angin segar turunan yang cukup curam membuat kaki dapat beristirahat sejenak, tetapi tanjakan maut sudah ada di depan mata....tp dalam trip kali ini, Tim kami salut karena tidak ada yang menaikan sepeda ke mobil pada saat tanjakan....hanya beberapa anggota yang merasa Rem-nya kurang pakem untuk menuruni turunan2 extrem.



Setelah sampai di desa Wonokerso, para penduduk lokal sangat ramah menyambut salam dari kami. Sebagian besar penduduk sana bercocok tanam sayuran dan beragama Hindu. Keluar dari desa Wonokerso ke arah Sukapura - Sariwani, saya sudah merasa Dag Dig Dug karena sebelumnya sudah sempat ke Wonokerso naik mobil tetapi dilarang oleh warga setempat karena jalannya rusak berat ke arah Sukapura tidak dapat dilalui mobil. "Eman mobile Mas, mending balik arah wae". Ternyata memang terbukti jalanan ini memang rusak berat, selama perjalanan k Sariwani kita hanya menemukan 2 sepeda motor yang bersebrangan.

Setelah kaki berkerja berat pada saat tanjakan k Wonokerso, sekarang tangan yang harus bekerja menahan badan saat turunan full Makadam. Handle bar berguncang keras saat menghantam Makadam, dan juga rem harus selalu ditekan untuk mengurangi kecepatan. Bahkan beberapa rekan memilih menuntun sepeda demi keselamatan. Kejadian tidak terjuga dialami oleh Yoga nguling setelah terjatuh diantara bebatuan.


inilah saat yang ditunggu oleh semua peserta "makan". Tetapi tidak bagi 2 anggota koh. ayang dan fajar, karena terlalu jauh meninggalkan grup yang lain dibelakang membuat informasi tempat peristirahatan tidak tersampaikan dan juga sinyal HP yang kurang memadai di daerah tersebut membuat kita kesulitan. perjalanan pulang yang pada rencana awal akan kita pancal sampai ke probolinggo akhirnya batal karena hujan turun, karena pertimbangan jalanan licin akhirnya kita naikan lagi sepeda ke atas truk.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar