Rabu, 10 Juni 2009

Unforgettable Trip - Mada Lama 7 Jun 09





Dari seluruh tour yang pernah kita adakan, perjalanan kali ini paling melelahkan karena kita menempuh medan yang tidak terdugah - dugah.......

Peserta : 8 orang dr Probolinggo + 10 orang dr nguling
jarak tempu : 55 km
start Bayeman to Mada Lama, finish Probolinggo

Start kita mulai dr probolinggo, karena hanya 8 orang yang ikut maka waktu dapat kita mulai sebelum jam 6.....langsung berangkat ke arah Tapean, karena sudah ada truk yang menunggu untuk membawa langsung ke Bayeman, disana teman2 dari Nguling sudah menunggu sebanyak 10 orang. setelah bergabung dengan tim dari Nguling kita bersama2 berangkat ke Lumbang, dibarisan depan nampak Ming Fung dan Pembalap dari Dringu beradu cepat, disertai 3 peserta dari Nguling.....koh. Nariyut dengan sepeda baru-nya nampak memimpin barisan depan.

dengan koh. Nariyut sebagai penunjuk jalan kita diarahkan untuk terus naik ke atas setelah melewati pasar Lumbang, kira 2 km dr pasar Lumbang ke arah Sukapura terdapat Pertigaan ke arah kanan. Setelah memasuki area tersebut kita mendapat turunan dan tanjakan yang cukup menantang menyebrangi jembatan....setelah melewati 3 jembatan, dsanalah jembatan terakhir yang dilalui....maka tanjakan tinggi nan beruntun sudah ada di depan mata, kurang lebih 2 km dr jembatan terakhir banyak peserta yang sudah ngos2an. dan semakin sering melakukan break padahal sudah beristirahat sekitar 10 mnt lalu......


Pada saat ditengah break, Koh. Nariyut dan Yoga yang sudah melakukan survei lokasi terlebih dahulu akhirnya buka suara......Sebetulnya perjalanan yang sudah kita tempu masih 1/3 rute yang akan ditempu...ketinggihan terakhir yang kita tempu menunujukan angka 900 dpl. dengan menggunakan sepeda motor membutuhkan waktu lebih dari setengah jam untuk sampai di atas, dan bahkan gigi satu megapro sudah dibuat terengah2 mendaki tanjakan curam.....Cerita tersebut dari tim survei membuat kita mengurungkan niat untuk terus naik dan juga jalan ke atas buntu.....tidak ada jalan lain selain pulang dengan jalan yang sama....dan satu hal yang tidak lupa, mungkin diatas tidak ada warung makan dan perut sudah menunjukan tanda2 ingin diisi......

Setelah Sekian lama mendaki gunung, maka saatnya menikmati hasil perjuangan....dengan prinsip selalu ingin berhati2 agar sampai di rumah dengan selamat tetapi keinginan untuk menjajal sepeda mencapai top speed membuat rasa ingin mencobanya......tetapi tentu saja topspeed tidak dilakukan di jalanan pedesaan karena jalanan sempit dan kurang memadai (banyak lubang dan pasir)....Kesempatan untuk mencapai Topspeed dijajal di area jalan lumbang. hanya mencapai kecepatan 55 km/jam, karena terhalang traffic yang cukup padat sehingga tidak dapat memacu sepeda lebih cepat lagi.

Selasa, 09 Juni 2009

Sejawat 7 Lumajang - 24 Mei



Tour kali ini diikuti oleh 18 peserta. Menjadi satu2nya wakil dr Probolinggo yang ikut Sejawat 7 seri Lumajang, Sayang GSS leces tidak kebagian tiket pada tour kali ini karena peserta hanya dibatasi 450 orang. dengan jarak tempu 22 km, tetapi perjalanan kali ini sangat berkesan 99,9% off road.......dan pemandangan kebun teh yang indah.


Panitia event sejawat menjalankan tugasnya dengan baik, dan sambutan dari warga desa Guci Alit juga cukup ramah....jadwal start yang dimulai jam 6 tepat membuat grup kami harus bangun lebih pagi lagi bahkan beberapa ada yang tidur semalaman. Jam setengah lima pagi anggota tim kami sudah meninggalkan hotel gajah mada menuju Guci Alit yang menempuh perjalanan sekitar setengah jam lebih. Setelah sampai di lokasi kita masih harus bongkar sepeda dari truk dan mobil....jam setengah enam tim kami sudah siap melakukan start, dengan bekal kentang rebus dan gula aren yang diberikan panitia sejawat.

pada awal start kita berada di barisan depan tetapi karena peserta yang begitu banyak membuat kita menunggu sampai jalanan cukup sepi, sehingga bisa lebih menikmati event kali ini. banyak kejadian saling senggol karena barisan sangat rapat, ada juga yang main serondol sehingga membuat kita mengalah dan bahkan banyak sepeda yang berhenti di tengah tanjakan sehingga membuat kita teringat dengan suasana lalu lintas kota. "ternyata sepedaan juga mengenal kata macet".

Di tengah perjalanan kita banyak disugui makanan2 tradisional berupa singkong dll....tidak lupa air minum itu yang perlu. banyak medan extrem, berupa tanjakan maupun turunan. bahkan tanjakan tidak dapat dipancal, sehingga harus turun dan dituntun. ada juga beberapa tanjakan yang seharusnya dapat dipancal tetapi terhalang traffic. nah.......kalo turunan tim kita pilih aman dah....bahkan saya banyak disuguhi pemandangan orang yang terjatuh karena terpeleset (jalanan tanah dan licin). banyak juga yang berani memacu sepeda di turunan, karena sepeda yang mendukung (downhill). Semua anggota tim kami menggunakan sepeda cross country sehingga mencari aman dalam menjajal turunan yang licin. tetapi tetap saja banyak kejadian dari tim kami yang terjatuh, beruntung tidak ada yang mengalami luka.


saat2 pengudian, salah satu anggota tim kami mendapatkan souvenir dari polygon.....padahal yang kita inginkan hadiah utamanya....sayang....


Tok Stempel Pak Camat Sukapura - 10 mei 2009



Dengan dukungan kuat sponsor dari toko buah perdana akhrinya perjalanan ke Sukapura terealisasikan, meskipun hanya 4 peserta yang ikut, tetapi semangat pancal tetap OK......

Peserta : Koh. An, Andre Eko Djuali, Tjandra Hadi

Start Probolinggo : 10 dpl
Finish pasar Sukapura : 850 dpl

Karena vakum cukup lama (jadwal gowes bulan april kosong) dan persiapan menjelang Sejawat 7 di Lumajang. membuat Koh. An beserta grup-nya membuat acara tour kecil....dengan maksud mencari sebuah tok stempel dari camat Sukapura, sebagai sertifikat kelayakan masuk dalam tim Roda Mas Klub Sepeda Probolinggo......



Di tengah perjalanan kita sempat bertemu dengan para punggawa Persipro Junior yang mengadakan latihan fisik, lari dr patalan k ngepoh......trip kali ini menempuh jarak 60 km, dan saat turunan mencapai kecepatan 64,2 km/jam, sebuah rekor baru yang pernah saya alami dimana hanya dapat dicapai pada jalanan turun yang besar dan mulus sehingga berani memacu sepeda.....



The best makadam in Wonokerso - 22 Mar 09




Perjalanan kali ini sungguh paling lengkap rasanya. dari tanjakan2 yang mantap hingga turunan dengan full makadam, membuat kesan tersendiri bagi setiap peserta. Dengan bekal Truk pengangkut sepeda, tim kami lebih siap untuk menempu perjalanan yang lebih jauh.

Start Sumber : 1100 dpl
To Wonokerso : 2100 dpl
Finish Sariwani : 1250 dpl

peserta 19 orang.


Mobil sempat berhenti di daerah hutan cemara (500 m sebelum masuk desa Sumber, 900 dpl), tetapi melihat medan tanjakan yang tinggi nan beruntun saat memasuki desa Sumber membuat Sang penasehat klub Koh. Yin untuk mengutarakan suaranya. "Seharusnya kita harus belajar dari Tiris, cari trek yang agak datar dulu sehingga otot tidak langsung tegang". sehingga start di mulai dari pasar Sumber, tetapi tetap saja tanjakan langsung menyapa meskipun hanya 10-20 derajat kemiringan.

Karena terlalu memaksa, Koh An langsung mengalami kram dengan rasa saling kebersamaan rekan yang lain langsung menolong, dan dapat menlanjutkan perjalanan lagi. Masalah lain juga terjadi pada sepeda Andre karena FD tidak dapat memaksa rantai masuk ke gigi 1, dengan pengalaman yang cukup dengan cara manual masalah ini teratasi dengan cepat. Untuk yang lain juga mengalami masalah, tetapi bukan masalah teknis tetapi fisik maklum namanya juga manusia.



Perlahan lahan tapi pasti itulah moto dari Koh Ju Sen (pemilik toko Ono) meskipun sudah berumur hampir 60 thn, tetapi semangatnya tetap Ok..... Matahari sudah berada cukup tinggi karena start dimulai jam 7.45 meskipun serasa di gunung tetapi tetap saja matahari cukup menyengat, sehingga membuat perjalanan semakin berat. sempat berhenti 2 kali d tengah perjalanan sebelum sampai ke Wonokerso. Setelah melewati desa Sumberanom serasa mendapat angin segar turunan yang cukup curam membuat kaki dapat beristirahat sejenak, tetapi tanjakan maut sudah ada di depan mata....tp dalam trip kali ini, Tim kami salut karena tidak ada yang menaikan sepeda ke mobil pada saat tanjakan....hanya beberapa anggota yang merasa Rem-nya kurang pakem untuk menuruni turunan2 extrem.



Setelah sampai di desa Wonokerso, para penduduk lokal sangat ramah menyambut salam dari kami. Sebagian besar penduduk sana bercocok tanam sayuran dan beragama Hindu. Keluar dari desa Wonokerso ke arah Sukapura - Sariwani, saya sudah merasa Dag Dig Dug karena sebelumnya sudah sempat ke Wonokerso naik mobil tetapi dilarang oleh warga setempat karena jalannya rusak berat ke arah Sukapura tidak dapat dilalui mobil. "Eman mobile Mas, mending balik arah wae". Ternyata memang terbukti jalanan ini memang rusak berat, selama perjalanan k Sariwani kita hanya menemukan 2 sepeda motor yang bersebrangan.

Setelah kaki berkerja berat pada saat tanjakan k Wonokerso, sekarang tangan yang harus bekerja menahan badan saat turunan full Makadam. Handle bar berguncang keras saat menghantam Makadam, dan juga rem harus selalu ditekan untuk mengurangi kecepatan. Bahkan beberapa rekan memilih menuntun sepeda demi keselamatan. Kejadian tidak terjuga dialami oleh Yoga nguling setelah terjatuh diantara bebatuan.


inilah saat yang ditunggu oleh semua peserta "makan". Tetapi tidak bagi 2 anggota koh. ayang dan fajar, karena terlalu jauh meninggalkan grup yang lain dibelakang membuat informasi tempat peristirahatan tidak tersampaikan dan juga sinyal HP yang kurang memadai di daerah tersebut membuat kita kesulitan. perjalanan pulang yang pada rencana awal akan kita pancal sampai ke probolinggo akhirnya batal karena hujan turun, karena pertimbangan jalanan licin akhirnya kita naikan lagi sepeda ke atas truk.




Minggu, 07 Juni 2009

Tiris 22 feb 2009 - First Trip Documentation


perjalanan kali ini menempu jarak 44 km. dr 100 dpl (Sebaung - kali bokong) - ke 600 dpl (Tiris)

diikuti oleh 18 peserta....

tour ini pertama kalinya Tim Rodamas Klub Sepeda Probolinggo pergi menggunakan Truk milik toko buah Perdana untuk menuju lokasi. Setelah cukup lama untuk mencari desain yang cocok untuk membawa sepeda sebanyak mungkin dan aman, sehingga tidak merusak fork. Dalam satu truk kecil dapat memuat 16 sepeda.

Awalnya kami merasa kesiangan karena beberapa anggota tim terlambat datang, dan bongkar muat sepeda memakan waktu yang cukup lama. pada akhirnya start mulai tepat jam 8.30. tanjakan - tanjakan halus langsung memnyapa kami untuk menuju ke Tiris, tanpa cukup pemanasan beberapa anggota mengalami masalah kram. Tetapi mobil pendukung cepat tanggap sehingga bisa membawa anggota yang tertinggal d belakang. di rombongan depan, terdapat anggota baru yang langsung ngejoss (koh. ayang) mantan pembalap asal dringu dengan ban gundulnya bersama Fajar nguling menunggu rekan2 yang lain d danau Betok (500m sebelum masuk Tiris)


Setelah sampai di Tiris, menuntaskan hasrat untuk mencari buah2 segar di pasar....tetapi apa daya hanya ada duren dan manggis, hanya beberapa anggota saja yang menyatap, karena takut terjadi hal yang tidak diharapkan ditengah perjalanan (sakit perut).... setelah cukup lama beriistirahat d pasar Tiris kita langsung melanjutkan perjalanan untuk mencari tempat makan yang cocok di tengah perjalanan. Makanan yang sudah dipersiapkan dari Probolinggo langsung di santap habis.




Setelah selesai makan, perjalanan dilanjutkan lagi menuju ke Condong. Karena bensin sudah terisi penuh sang pembalap Koh. Ayang dan Fajar pun langsung melesat cepat, tidak ketinggalan Koh. An menempel ketat dibelakang. Sementara anggota yang lain masih ingin menikmati suasana perjalanan dan foto2 dengan background desa Krucil. Pada saat perjalanan pulang di jalan Kali Bokong Pak Chandra mengalami kecelakan yang cukup parah karena terjatuh setelah menerpa lubang jalan yang cukup dalam pada saat sepeda melaju cepat di jalanan sprint (38 km/jam) untung Andre yang ada tepat dibelakangnya dapat menghindar, sehingga tidak terjadi kecelakaan beruntun.